Cara Antisipasi dan Waspada Maling

Maling memang bukanlah hal yang baru, bahkan itu sudah ada sejak dahulu kala semenjak manusia ini ada dan sayangnya hal itu (maling merupakan salah satu penyakit masyarakat) sampai saat ini belum ada obatnya. Banyak motif dan motivasi maling (maaf saya bukan polisi atau pihak yang berkelimut dalam bidang hukum atau kriminal, jadi saya tidak bisa menjelaskan satu persatu untuk kriteria motif maling, dan saya pun bukan maling tapi pernah kemalingan.... Tapi saya akan jelaskan sesuai keinginan tangan untuk menulis mengenai motif maling), yang jelas karena kebutuhan hidup atau dengan kata ilmu sosiologi yaitu kesenjangan sosial (kebetulan nilai sosiologi waktu SMA dapat nilai 8, jadi masih ingat).

Maling memang bukan hal yang aneh, akan tetapi maling juga bikin dongkol bagi korban yang kemalingan. Waspadalah-waspadalah-waspadalah, itu kata Bang Napi. Tapi yang namanya manusia, baik yang jadi korban atau pelaku, terkadang kewaspadaan itu terabaikan (wajar namanya juga manusia yang memiliki sifat khilaf alias lupa). Dan bahkan kalau kita perhatikan dengan maling jaman sekarang, walaupun dengan kewaspadaan/tidak lupa, tetap saja kebobolan oleh maling (karena maling sekarang lebih nekad).

Motif maling pada umumnya keterbutuhan (itu jelas, karena memang kesenjangan sosial itu tidak bisa dipungkiri terlebih pada Negara yang hukumnya lemah; saya katakan lemah karena hal ini berkaitan dengan banyaknya koruptor dan permainan hukum yang masih tembus dengan sehelai kertas alias DUIT), adapun saya coba klasifikasikan motifnya seperti dibawah ini:
  1. Maling benar-benar maling (sudah jadi profesi seperti copet atau bandit dan kelas kakapnya perompak/perampok)
  2. Maling dadakan (hal ini seperti musiman, karena keterbutuhan yang periode seperti dihari raya atau hari istimewa lainnya; atau karena si maling punya kebutuhan yang sangat mendadak sehingga di maling)
  3. Maling iseng (hal ini karena ada kesempatan dan atau biasanya maling ini punya kelainan KLEPTOMANIA)
  4. dll.
Sekarang bagaimana untuk mengantisipasinya? "WASPADALAH selalu maling terjadi karena ada kesempatan" --- itu slogan yang lumrah dan saya katakan di atas tetap saja maling bertindak walau waspada (mungkin kita lagi sial alias na-as). Dan pada intinya jika maling memang penyakit masyarakat, maka kita harus pintar bermasyarakat. Di bawah saya tuturkan salah satu cara antisipasi maling paling jitu :
Selalu berlaku dan berbuat baiklah pada sesama (human society) dan selalu waspada, dengan berperilaku baik pada sesama (seperti berbagi rizky ; dalam istilah islam "sodaqoh").
Mungkin hanya itu, satu hal yang irasional bahwanya kemalingan (merupakan musibah) selain karena kita lagi sial dan juga hal itu cobaan/ujian mengenai kesabaran kita menghadapi rintangan. Terkecuali maling hati, itu namanya anugerah, he he he.

1 komentar:

Cara menulis komentar
1. Ketik komentar Anda pada Kolom dibawah
2. Pilih account login Anda (Email)
3. Klik 'Poskan Komentar'
Saya harap Anda jangan berkomentar dengan bentuk SPAM, karena tidak akan dipublikasina. Jika Anda ingin menautkan link Blog, silakan be Follower (Baca:Cara menjadi followers blog)

Lebih diutamakan pada komentar yang bersifat ingin tahu (bertanya).